Wujudkan Resolusi Tahunan Dengan 3 Kunci Utama Sebagai Second Plan
Saat aku baru melahirkan anak keduaku. Sumber Foto: Koleksi Pribadi |
Dulu sebelum aku memasuki tahun 2020, resolusiku adalah ingin menurunkan berat badan sebanyak 10 kilo begitupun dengan tahun-tahun sebelumnya, karena kenaikan berat badanku cukup significant setiap habis melahirkan bayiku.
Selain berharap aku dan anak-anakku dapat hidup bertiga saja dengan baik, bahkan jauh lebih baik daripada saat aku dan ayah mereka masih menjalankan biduk rumah tangga bersama, aku ingin memiliki badan seperti waktu masih gadis dahulu.
Kebetulan kami berpisah menjelang akhir tahun 2019, sehingga hidup dengan baik bersama anak-anakku juga masuk dalam salah satu resolusi dalam hidupku ke depannya. Sedangkan menurunkan berat badan adalah resolusiku dari tahun ke tahun yang belum terwujud.
Sebenarnya aku pernah menurunkan berat badan sebanyak 11 kilo selama 2 bulan, pada tahun 2015 melalui diet ekstra keras dibantu dengan salah satu produk herbal. Tapi kebetulan saat itu kelebihan berat badannya banyak banyak, dan turun 11 kilo bukan berarti berat badannya proporsional kembali, hanya saja tidak obesitas lagi.
Karena waktu hamil anak sulungku sampai aku melahirkan pertengahan tahun 2014, berat badanku sangat berlebihan, bahkan mamiku sendiri menjuluki anaknya ini sebagai 'kulkas 3 pintu'.
Setiap nenekku bertemu muka denganku, yang beliau ucapkan selalu, "Nis .. Nis ... anak baru satu tapi badannya sudah begini."
Nenekku pernah 9 kali melahirkan dan menjadi gemuk baru setelah beliau tua, sedangkan masa mudanya bersama anak-anak ya berbadan bagus. Begitupun dengan mamiku, ketika aku masih kecil ya badan beliau langsing.
Hal itu bukannya membuatku kesal, aku justru termotivasi untuk menurunkan berat badanku. Jadi selama 2 bulan itu aku konsumsi suplemen herbal dan diet kalori.
Jangankan bolu meranti enak yang saat itu dibawa pulang sama papaku, beberapa kotak dari Medan, seusai beliau pergi chengbeng ke makan orang tuanya, bahkan untuk makan buah duku saja, aku hanya berani mengambilnya 5 buah saat yang lain sedang menyantap dengan riang gembira beramai-ramai tanpa batasan.
Hasilnya saat itu aku turun 11 kilo, tapi aku nggak melanjutkannya lagi suplemennya karena lumayan menghabiskan kocek, akhirnya ya makan dengan bebas lagi.
Bersyukur pasca hamil dan melahirkan anak kedua, berat badanku nggak separah waktu masanya anak sulungku dulu. Bahkan waktu anak kedua ini, berat badanku susah naik saat hamil.
Entah karena pengaruh jenis kelamin bayi yang berbeda, anak pertamaku perempuan sedangkan yang kedua lelaki, atau karena pada kehamilan kedua, aku lebih susah makan, bahkan setiap berkunjung ke dokter atau bidan untuk memeriksakan kehamilan, tekanan darahku selalu rendah.
Pada trimester pertama malah berat badanku bukannya naik, melainkan turun, sampai bu bidan menasehati agar aku mencari makanan yang aku sukai untuk dimakan.
Memang berbeda, karena pada kehamilan pertama, aku merasa santai, tidak terlalu banyak pikiran, setiap hari konsumsi susu hamil. Sementara pada kehamilan kedua, aku nggak terlalu doyan susu, aku minumnya jus kemasan khusus ibu hamil itu saja. Itupun nggak bisa terlalu banyak juga minumnya.
Pada kehamilan kedua, hubungan suami istri antara aku dan suamiku saat itu juga sudah mulai susah untuk diperbaiki.
Jangan sampai ada pertanyaan, "Kok masih bisa hamil?", heheheee.
Pasti bisa, itu manusiawi, dia lelaki dan aku wanita, kami masih suami istri. Aku pun masih punya kewajiban akan itu.
Jadi memang sebenarnya banyak atau tidaknya pikiran sangat mempengaruhi pertumbuhan tubuh ini. Makanya tidak sepenuhnya salah jika ada yang mengatakan 'gemuk tanda bahagia', meski bukan berarti bertubuh langsing sebagai tanda tak bahagia.
Sesungguhnya menjadi langsing itu disebabkan karena 2 hal, yaitu pilihan atau memang bagi orang tersebut lebih mudah menjadi langsing daripada menjadi gemuk.
Yang memilih untuk menjadi langsing itulah yang pada akhirnya akan membuat resolusi-resolusi setiap tahunnya, tetapi kadang banyaknya godaan yang datang membuat niat itu tertunda kembali.
Akhirnya jadilah sebuah 'meme' bertuliskan "Dietnya besok saja ya?"
Sedangkan resolusi itu harus dijalankan saat ini juga, karena jika menunggu besok maka hal itu tidak akan pernah tercapai.
Aku berharap pada tahun 2020, berat badanku akan kembali seperti ketika masih gadis dahulu, kebetulan sudah sempat turun beberapa kilo, namun pada akhirnya naik kembali dikarenakan pandemi yang melanda.
Ah alasan!
Yah, bukan karena pandeminya, melainkan karena niatku saja yang belum utuh sehingga belum tahan godaan, dimana waktunya di rumah saja yang rentan stres, membuatku susah menahan godaan akan makanan. Karena bagiku menonton televisi sambil mengemil itu adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.
Akhirnya berat badanku malah melambung naik, jadi aku membuat resolusi yang sama untuk tahun 2021.
Resolusiku selain menurunkan berat badan adalah mendapatkan pekerjaan kembali sembari menstabilkan blogku dulu.
Karena kini aku harus membesarkan kedua anakku sendiri, sehingga aku harus menjadi ibu yang mandiri. Tetapi hingga hampir 4 bulan berlalu, belum ada yang terwujud satu pun.
Sehingga aku harus membuat second plan, dimana hal-hal itu pada akhirnya dapat terwujud. Aku pun membuat list untuk itu, yaitu antara lain:
Motivasi
Nah ini merupakan salah satu yang terpenting juga dari semuanya, dimana ketika kita memiliki motivasi untuk itu, maka kita akan mudah mencapai niat kita
Seperti misalnya aku ingin menurunkan berat badan, apa sih yang membuatku suka rela melakukan itu, bukan dengan paksaan, bukan dengan terpaksa manahan selera akan makanan apapun yang aku makan.
Kebetulan aku orangnya mudah insecure dengan diriku sendiri, apalagi melihat orang lain yang badannya jauh lebih bagus dariku. Jadi rajin-rajin saja deh berjalan keluar rumah atau melihat gambar artis-artis yang badannya pada bagus-bagus, agar niat itu tumbuh kembali.
Lah kalau motivasi untuk mencari pekerjaan apa? Sedangkan saat ini usiaku sudah di ambang batas pencarian karyawan perusahaan.
Jadi begini, resolusi itu sesungguhnya yang dilihat adalah usahanya, bukan sekedar pencapaiannya, jadi ketika itu belum terwujud tapi usaha sudah maksimal, maka tak ada masalah. Berbeda halnya jika resolusi ada, niat ada, tapi usaha tak maksimal.
Membuat Jadual atau List
Nah ini sangat penting bagi seseorang yang sedang menjalankan program penurunan berat badan nih.
Saat ini pun aku sedang membuat jadual, dimana dalam sehari itu, selain mengatur jam makan, juga diselipkan beberapa latihan ringan yang dapat dilakukan untuk menemani hari. Misalnya saja berputar pada twist board sambil menonton Drama Korea atau Drama China.
Apalagi ini masih dalam lingkup Bulan Ramadan dimana sebenarnya lebih mudah untuk menurunkan berat badan asal pas buka puasa tak kalap dengan aneka panganan manis.
Dalam hal diet, sebenarnya makanan manis dan asin adalah penghambat utama dalam proses menurunkan berat badan. Gula dan garam selain memiliki kalori yang cukup tinggi, juga membuat pembakarannya di dalam tubuh jadi terhambat.
Sedangkan aku sendiri sebenarnya pencinta dua jenis makanan itu. Tetapi jika aku sungguh ingin menurunkan berat badan, aku harus memiliki pola pikir bahwa makan itu untuk kenyang, bukan untuk nafsu.
Kalau mulai tergoda, sebelum makanannya disentuh, kembali lagi pada poin ke 1, apa sih motivasinya? Karena saat kita termotivasi, maka segala sesuatu yang kita jalankan akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Begitupun dalam hal mencari pekerjaan. Tentukan target-targetnya. List nama perusahaan yang sedang membutuhkan posisi yang juga sedang kita cari, lalu buatlah CV dan promosi diri sebaik-baiknya.
Prinsip
Dalam mencapai tujuan, setiap orang haruslah memiliki prinsip dalam hidup. Pegang teguh keinginan diri sendiri, agar dalam menjalankannya bisa dilakukan dengan suka rela.
Karena jika ada keterpaksaan, misalnya ketika diet, kita terpaksa menahan mati-matian kesukaan kita akan makanan tersebut, maka ketika suatu saat 'cheating' dan mengatakan dalam hati bahwa "sedikit saja tak mengapa", suatu saat pertahanan itu akan bobol.
Pada akhirnya berkata pada diri sendiri kembali, "dietnya besok saja."
Dan tujuan untuk mendapatkan ukuran tubuh proporsional pun tak akan pernah terwujud.
Begitupun ketika kita ingin mendapatkan pekerjaan, kita harus memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk itu. Persiapan diri kita baik fisik maupun mental sudah sepenuhnya, maka langsung jalankan dengan target-target.
Wujudkan Resolusi dengan Motivasi, Jadual/List, dan Prinsip
Sesungguhnya tak ada yang tak mungkin dapat terjadi di dunia ini jika kita telah berusaha dan berdoa. Walau itu kita rasa sulit sekalipun.
Aku pernah menurunkan berat badan sebanyak 11 kilo, jadi aku paham tentang itu juga. Kalaupun saat ini berat badanku belum turun-turun lagi, itu karena niatku sedang naik turun saja.
Untuk itu juga tulisan ini aku bagikan kepada teman-teman semua, karena ini sebagai pengingat bagi diriku sendiri juga. Aku baru membuat second plan ini dan aku ingin mengajak teman-teman juga bersamaku untuk mewujudkannya.
Kalau kalian punya mimpi apa? Yang sedang program langsing juga sepertiku, komen ya di bawah sini. Bagi yang merasa kalau informasi ini cukup bermanfaat, boleh langsung di-share melalui tombol-tombol yang telah disediakan di bawah ini juga.
Aku yang dulu bukanlah yang sekarang. Ini fotoku dahulu. Sumber Foto: Milik Pribadi |
1 comments
keren.. Motivasi, Jadual/List, dan Prinsip sukses terus..
BalasHapus