Cerebral Palsy - Apa Itu dan Bagaimana Bisa Terjadi
Sebuah video bersponsor melalui beranda salah satu Sosial Mediaku. Tak seperti sebelumnya, aku yang biasanya hanya sekedar membuka wall pribadiku untuk melihat koleksi-koleksi foto yang sempat aku upload, atau menekan tombol tanda 'tambah' untuk membuat postingan baru, kali ini aku berselancar di beranda.
Kebetulan interaksi sangat diperlukan di Sosial Mediaku yang satu itu, sehingga ketika teringat, aku akan langsung membuka laman Sosial Mediaku tersebut.
Baru saja aku membukanya, iklan donasi lewat, dan tanpa sengaja aku menekan tombol volume sehingga sempat mendengar suara pembicaranya.
Betapa terkejut dan perihnya hati ketika mengetahui bahwa pasangan suami istri yang sepertinya berusia tidak muda lagi itu, harus mengurus anak-anaknya yang ketiganya lahir dengan keadaan cacat yang sama, yaitu Cerebral Palsy.
3 orang anaknya itu hanya bisa terbaring di atas kasur, bahkan belum ada dari ketiganya yang sudah bisa memanggil kedua orang tuanya dengan 'mama' dan 'papa'. Sang ibu menceritakan hal itu dengan mata yang berkaca-kaca.
Teringat kembali olehku ketika setengah tahun yang lalu aku melompat kegirangan sambil sesekali menyeka air yang nyaris jatuh dari bendungan pelupuk mataku, hanya karena mendengar anak bungsuku yang berusia 2,5 tahun dapat memanggil 'mami' dengan sangat jelas.
Mungkin bagi orang yang lain, hal itu sangatlah sederhana, tetapi sangat tidak mudah bagi seorang ibu ketika anak-anaknya belum pernah memanggilnya sama sekali.
Anak-anak buah hati Pak Imron dan Ibu Cholilah. Sumber: insanbumimandiri.org |
Apa Itu Cerebral Palsy?
Video iklan yang membuat hatiku perih, sekaligus merasa penasaran ketika itu. Mengapa bisa terjadi? Bahkan sampai ketiganya. Apa yang salah? Bahkan aku tidak begitu familiar dengan nama cacat yang satu ini, yaitu Cerebral Palsy.
Akhirnya aku mencoba untuk berselancar dan bertanya pada 'mbah' segala 'mbah' yang mampu memberi informasi di dunia serba digital ini. Aku pun mengetik di kolom pencarian 'Mbah Google' tentang apa itu Cerebral Palsy.
Ternyata Cerebral Palsy adalah suatu kondisi lumpuhnya fungsi otak sehingga perkembangan pada diri seseorang juga menjadi terhambat. Otak adalah penyampai pesan dari seluruh otot dan anggota tubuh, sehingga ketika otak tidak bekerja dengan baik, maka fungsi tubuh lainnya pun tidak akan berfungsi dengan baik.
Lalu apakah bedanya dengan Mikrosepalus (Microcephaly)? Kebetulan ketika anak sulungku masih berada di dalam kandungan, aku pernah mengalami beberapa kali peristiwa, seperti Placenta Previa, lalu karena darahku yang mudah beku saat itu, menyebabkan mata rantai nutrisi dariku ke janin terputus selama dua minggu.
Aku menginap di Rumah Sakit selama 6 hari karenanya, demi meningkatkan berat badan janinku agar normal kembali. Ketika itu kandunganku sudah berusia sekitar 7 bulan, tapi berat badan janinku hanya 900 gram, sementara berat badanku sudah naik sebanyak 20 Kg. Nutrisi yang harusnya lari ke bayiku, malah aku yang borong sendiri.
Menjelang keluar dari rumah sakit, dokter sempat mengatakan sesuatu hal yang cukup mengkhawatirkanku sebagai calon ibu yang sedang mengandung anak pertama. Katanya perkembangan kepala anakku masih terlambat selama 2 minggu daripada anggota tubuh lainnya. Dan nama medis dari kondisi tersebut adalah Mikrosepalus.
Aku sangat khawatir, menangis pilu, sedih tapi merasa harus kuat karena aku sangat menginginkan bayiku, sehingga aku meneguhkan diriku, menciptakan batinku sendiri agar mampu menerima hal apapun yang akan kuhadapi nantinya.
Alhamdulillah, anak sulungku lahir dengan normal keseluruhan kondisinya, dalam persalinan caesar darurat di usia kandungan yang baru akan jalan 35 minggu, karena mengalami 3 kali pendarahan akibat Placenta Previa. Berat lahirnya pun sudah 2,8 Kg, padahal saat USG sekitar tiga hari sebelumnya hanya 2,1 Kg.
Jadilah aku mengalami kehamilan/persalinan prematur tetapi bayiku tidak prematur, alhamdulillah.
Lalu ketika barusan aku melakukan pencarian mengenai hubungan antara Cerebral Palsy dengan Mikrosepalus untuk mengobati rasa penasaranku, ternyata Cerebral Palsy adalah salah satu keadaan yang mengikuti kondisi Mikrosepalus. Jadi karena kondisi kepalanya kecil (mikrosepalus), maka semua perkembangannya bisa terhambat seperti Cerebral Palsy tersebut.
Mengapa Perkembangan Otak Bisa Terhambat?
Karena Mikrosepalus dan Cerebral Palsy saling berhubungan, maka hal-hal yang melatar-belakanginya juga sama.
Jadi perkembangan otak itu bisa terhambat sejak bayi masih di dalam kandungan ataupun sudah dilahirkan ke dunia. Sedangkan penyebabnya adalah antara lain:
- Terjadinya perubahan gen.
- Infeksi saat hamil yang menular pada janin.
- Terganggunya suplai darah ke otak janin (stroke pada janin).
- Perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan bayinya.
- Bayi kembar dua atau lebih.
- Berat Badan bayi rendah saat lahir, yaitu hanya 2,5 Kg.
- Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama proses persalinan.
- Kelahiran prematur, yaitu kurang dari 37 minggu.
- Kelahiran sungsang, kaki keluar terlebih dahulu.
- Radang pada otak atau selaput otak bayi.
- Penyakit kuning yang meracuni otak (kernikterus).
- Cedera parah di kepala, misalnya akibat kecelakaan/terjatuh.
Apa Cerebral Palsy Bisa Dicegah?
- Pastikan kondisi kehamilan aman dari virus-virus dan bakteri.
- Rutin memeriksakan kondisi kehamilan.
- Cegah keracunan timah pada janin dan anak.
- Jauhkan anak dari orang-orang yang dapat menularkan sakit.
- Cegah kecelakaan atau benturan pada kepala.
- Pastikan imunisasi lengkap dan tepat waktu.
Lalu Apa Sajakah Gejala-gejala Cerebral Palsy?
Kadang kita merasa khawatir yang berlebihan akan kondisi anak-anak kita, tetapi tentunya juga bukan tidak berdasar. Biasanya kita mengamati perkembangan anak-anak kita, kemudian jika ada perkembangannya yang terlihat berbeda dengan yang lainnya, kemudian kita langsung mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak kita.
- Cenderung menggunakan satu sisi tubuhnya saja.
- Kemampuan motoriknya terlambat (duduk, merangkak, jalan).
- Kesulitan melakukan gerakan yang tepat.
- Gaya jalan tidak benar (jinjit, menyilang, terbuka lebar).
- Otot kaku atau malah sangat lunglai.
- Tremor (gemetar tanpa sadar dan sebab).
- Athetosis (gerakan menggeliat yang tidak terkontrol).
- Kurang respon terhadap sentuhan atau rasa nyeri.
- Masih mengompol walau sudah besar (inkontinensia urine).
- Gangguan kecerdasan.
- Gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Disartria (gangguan berbicara).
- Disfagia (kesulitan dalam menelan).
- Berliuran (ileran).
- Kejang.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan penderita Celebral Palsy sehingga satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah membiarkan penderita melakukan aktivitasnya sendiri dengan mandiri.
Obat-obatan yang diberikan paling hanya sekedar untuk meredakan nyeri atau melemaskan otot yang kaku, agar penderita lebih muda bergerak.
Suntik botox (botulinum toxin) 3 bulan sekali untuk melemaskan otot yang ada pada bagian tertentu dan untuk mengatasi 'ileran' pada penderita.
Sedangkan untuk kaku ototnya, berdasarkan informasi dari Tjin Willy melalui Website Alo Dokter, dokter mungkin akan memberikan resep diazepam dan baclofen.
Selain itu pula diperlukan beberapa terapi seperti fisioterapi, okupasi, dan bicara.
Anak bungsuku pernah melakukan beberapa kali fisioterapi karena lehernya sempat kaku akibat hanya menyusui pada sebelah payudara saja.
Aku mendampinginya ketika sang terapi memijat bagian tubuhnya lalu memanasinya. Gunanya ya untuk melemaskan ototnya yang sempat kaku. Saat itu lebih banyak manula yang melakukan terapi ini, hanya anakku yang masih bayi.
Kemudian jika kakunya otot menyebabkan kelainan pada tulang, maka perlu dilakukannya operasi ortopedi juga untuk mengembalikan posisi tulang dan sendi ke posisi yang benar.
Memotong salah satu saraf tulang belakang (selective dorsal rhizhotomy) juga akan dilakukan jika prosedur lain sudah tidak mampu mengatasi nyeri dan kaku otot.
Pada pasien dengan gejala sulit menelan, maka akan disarankan untuk memberinya makan-makanan yang lunak, namun jika mengalami disfagia parah maka akan dipasang selang makan melalui hidung atau langsung ke lambung dengan melakukan operasi.
Tinggal Berserah Pada Tuhan
Kembali lagi pada orang tua, Pak Imron dan Ibu Cholilah, yang memiliki tiga orang anak dengan kondisi Cerebral Palsy semuanya, aku turut prihatin. Semoga mereka selalu diberikan ketabahan dan kekuatan selalu dalam menghadapi hari-harinya, aamiin yaa Rabb.
Bagaimanapun sudah tak bisa dicegah, namun tetap bisa dilakukan terapi dan pengobatan, tentunya memerlukan biaya, serta tetap harus diiringi dengan doa untuk mengharap mukjizat besar dari Yang Kuasa.
Tentang Pak Imron dan keluarganya, serta jika ingin berdonasi, bisa dibaca juga di sini.
2 comments
Masya Allah, sungguh besar cobaan kedua suami istri tersebut. Membesarkan 1 anak berkebutuhan khusus saja mungkin tidaklah mudah, namun Allah memberikan ujian yang lebih. Aku baru aware tentang cerebral palsy ini setelah membaca blognya Mbak Grace Melia yang anaknya hingga usia 7 tahun lebih belum bisa berdiri dan berjalan. Semoga keluarganya dikuatkan. Terima kasih sudah atas informasinya ya, Mbak. Salam kenal.
BalasHapusSalam kenal juga Mbak. Iya, dorongan saya untuk menulis ini juga berawal dari rasa simpati kepada pasangan suami istri itu, betapa mereka menahan pedihnya ketiga anaknya bahkan belum mampu memanggil mereka dengan sebutan ibu atau bapak T_T
Hapus