Penganugerahan BFF 2023. Sumber Foto: Aisyah Dian / Desain Foto: Pribadi |
Di malam yang penuh dengan kebahagiaan dan antusiasme, Kota Balikpapan telah menjadi tuan rumah Balikpapan Film Festival tahun 2023 yang spektakuler. Pada tanggal 30 September 2023, kita semua bersatu untuk merayakan seni perfilman Indonesia dalam sebuah acara yang tak terlupakan. Sebagai peserta dalam festival film Balikpapan kali ini, saya akan membawa Anda dalam perjalanan melalui malam penganugerahan yang memukau ini.
Booth-Booth untuk Fotoan yang Penuh Warna
Sejak langkah pertama kami masuk ke lokasi acara, kami sudah disambut oleh sejumlah booth foto yang penuh warna. Para tamu tak bisa menahan diri untuk berpose di depan latar belakang yang menarik, terutama yang terinspirasi oleh film-film pendek karya sineas lokal Balikpapan.
Saya dan kawan-kawan belum mengambil kesempatan awal kedatangan kami untuk langsung berfoto karena lokasi tersebut sangat ramai oleh para peserta dan penonton yang berebutan untuk berfoto.
Menikmati booth logo BFF dan booth cover-cover film. Sumber Foto: Aisyah Dian / Desain Foto: Pribadi |
Para pengunjung menjadi berbondong-bondong untuk mengabadikan momen mereka bersama teman-teman atau aktor dan aktris favorit mereka pada booth tersebut.
Merayakan Kebanggaan Bangsa dengan 'Indonesia Raya'
Saat semua orang berkumpul, semangat nasionalisme berkobar. Semua mata tertuju pada panggung utama di mana dua baris kursi terdepan ditempati oleh kaum disabilitas tuna rungu. Sepertinya tuna rungu atau tuna wicara karena mereka berkomunikasi menggunakan Bahasa Isyarat dengan seorang translater yang ditempatkan di atas panggung dan berhadapan langsung dengan mereka.
Bagi saya, mereka adalah bintang utama pada malam penganugerahan itu dimana sambil menyanyikan lagu kebangsaan tersebut, sekilas mata kami melirik pada pemandangan yang mengharukan itu.
Di saat sebagian dari kami tak lantang menyanyikan lagu kebangsaan itu, mereka justru dengan lantang menyuarakan lagu itu melalui hati, tak terdengar namun tetap dirasa merdu berkat isyarat tangan yang tak kunjung henti sepanjang senandungan lagu.
Detik ini adalah momen kami semua memberikan penghormatan khusus kepada keragaman budaya dan inklusi di dalam festival ini. Kemeriahan dan kebanggaan sebagai warga Indonesia jadi benar-benar terasa di ruangan itu.
Perkenalan Dewan Juri yang Berkualitas
Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dewan juri oleh Ibu CI Ratih Kusuma, Kadisporapar, yang dengan bangga memperkenalkan anggota juri utama: Kiki Narendra, Paul Agusta, dan Arif Bontang. Ketiganya adalah tokoh terkemuka di dunia perfilman Indonesia dan memiliki reputasi yang sangat dihormati dalam industri ini.
Kiki Narenda dengan keahliannya dalam hal seni peran dan sudah membintangi banyak film di Layar Lebar Indonesia, kemudian ada Paul Agusta yang karya filmnya sudah mendunia, serta ada Arif Bontang yang bidang ahlinya sebagai sinematografi film maupun iklan di Indonesia.
Merekalah yang menjadi penentu siapa yang akan membawa pulang trofi penghargaan malam itu.
Sambutan Hangat dari Pak Rahmad Masud, Walikota Balikpapan
Acara sedikit terlambat karena menunggu kehadiran Bapak Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud yang masih ada kesibukan lainnya, sementara istri dari Pak Wali, Ibu Nurlena, yang menjabat sebagai Kepala Ekraf Balikpapan sudah terlebih dahulu menghadiri acara, sehingga kami diberikan band pembuka terlebih dahulu sembari menunggu.
Suasana semakin meriah ketika Pak Rahmad Mas'ud, Walikota Balikpapan pada akhirnya tiba pada malam penganugerahan Balikpapan Film Festival dan kemudian memberikan sambutan hangatnya.
Bukan Pak Rahmad Mas'ud namanya kalau tidak membuka kata sambutannya dengan pantun-pantun menarik, terutama pantun rayuan yang ditujukan untuk sang istri.
Beliau juga memberikan apresiasi atas kontribusi festival ini dalam memajukan perfilman nasional dan menegaskan komitmen Balikpapan untuk terus mendukung seni dan budaya. Kata-kata beliau memberikan inspirasi kepada semua yang hadir untuk terus berkontribusi dalam pengembangan seni di Indonesia.
Bukan sekedar kata tanpa bukti, pada malam itu, Sang Wali Kota bahkan berjanji untuk menambahkan hadiah, dari dirinya pribadi kepada jawara Film Terbaik kategori pelajar, yaitu sepeda motor Nmax sebagai apresiasinya terhadap sineas muda.
Musik dan Seni Tanpa Batas dengan Band, Pemain Sape, sampai dengan Pemain Saxofon
Acara malam penganugerahan tentu tak lengkap tanpa hiburan dari Band Lokal kita di Balikpapan kota tercinta ini, yaitu Edelweiss Indonesia Band-lah yang menemani kami pada malam itu sehingga kantuk tak sempat mendera walau malam sudah semakin larut.
Edelweiss Band adalah band lokal Balikpapan yang sering tampil di kafe-kafe hits Balikpapan, panggung pertunjukan besar, sepanggung dengan artis ibukota, bahkan menciptakan lagu, dan sudah lahir sejak Bulan September Tahun 2015.
Band lokal yang berbakat telah menghibur kita dengan penampilan mereka yang menggetarkan jiwa.
Selain itu, ada pemain sape yang memainkan alat musik tradisional Dayak, menciptakan atmosfer yang mendalam dan merdu.
Saya lupa mencatat nama pemain sapenya, yang jelas dia didampingi oleh satu atau dua orang pemain gitar gitu.
Nah, karena penasaran, maka saya sempat mencari-cari sampai akhirnya menemukan satu nama pemain sape muda asal Balikpapan yang bernama Ruya, dimana Ruya sendiri berasal dari komunitas Sape Ansamble Balikpapan Society (SABS). Mungkin dia kali ya yang tampil tadi malam.
Ada satu lagi yang istimewa pada malam penganugerahan Festival Film Balikpapan 2023 ini, yaitu penampilan dari seorang pemain saxophone yang sering berkolaborasi juga dengan Edelweiss Indonesia Band. Dia memainkan lagu milik Putri Ariani yang berjudul Loneliness. Saya juga nggak catat siapa nama pemain saxophone tersebut.
Buat yang tahu nama pemain sape dan pemain saxophone pada malam penganugerahan Balikpapan Film Festival 2023, tulis saja di kolom komentar di bawah ini ya?
Pembacaan Nominasi dan Pemenang yang Penuh Kejutan
Tibalah saat yang sangat dinantikan, yaitu pembacaan nominasi dan pengumuman pemenang. Detik ini sangat menggugah hati, dan peneguhan yang diungkapkan oleh para pemenang tidak hanya merayakan karya mereka tetapi juga menginspirasi semua orang untuk mengikuti impian mereka dalam perfilman.
Setiap penghargaan memberikan cerminan kualitas dan beragamnya film-film yang diproduksi di Indonesia.
Karya saya dan teman-teman saya dari Rumah Akting Balikpapan tidak ada yang masuk satu pun, meski untuk sekedar nominasi.
Namun kami tak berputus asa untuk terus melakukan yang terbaik, ya paling tidak belajar dari film-film pendek yang sudah terlebih dahulu memenangkan festival.
Film pendek terbaik untuk kategori pelajar dimenangkan oleh film pendek yang berjudul 'Game', sementara untuk kategori umum dimenangkan oleh film pendek yang berjudul 'Suara ini Ibuku'.
Film Pendek Terbaik Pelajar: GameNominasi:
Mongkoi
Penyunting film terbaik: Semua, Dara dirayakan
Suara ini Ibuku
Semua, Dara Dirayakan
Tak Ada Tempat yang Aman untuk Pulang
Pengarah artistik terbaik: Semua, Dara Dirayakan
Nominasi:
Suara ini Ibuku
Semua, Dara Dirayakan
Tak Ada Tempat yang Aman untuk Pulang
Pemeran perempuan terbaik: Semua, Dara Dirayakan (Cae)
Nominasi:
Suara ini Ibuku
The Secret of Our House
Semua, Dara Dirayakan
Nominasi:
Suara ini Ibuku
The Secret of Our House
Game
Pengarah sinematografi terbaik: Tak Ada Tempat yang Aman untuk Pulang
Suara ini Ibuku
Semua, Dara Dirayakan
Tak Ada Tempat yang Aman untuk Pulang
Penata suara terbaik: Suara ini Ibuku
Suara ini Ibuku
The secret of Our House
Semua, Dara Dirayakan
Sutradara terbaik: Suara ini Ibuku
Suara ini Ibuku
The Secret of Our House
Semua, Dara Dirayakan
Film dokumenter tourism terbaik: Jaga (The Forest Savior)
Bangkirai Hill Natural Tourism
Lestari Mangrove
Boga Mountain Tour
Jaga (The Forest Savior)
Trailer film pendek terfavorite: Hikayat Maut
Nominasi:
Hikayat Maut
Rinai Juang
Dendam
Jaga (the Forest Savior)
Film Pendek terbaik (kategori umum): Suara ini Ibuku
Semua, Dara Dirayakan
Tak Ada Tempat yang Aman untuk Pulang
The Secret of Our House
Suara ini Ibuku
Mengakhiri Malam dengan Senyum dan Kenangan
Setelah acara utama berakhir, kami semua keluar dari ruang acara dengan senyum di wajah kami. Festival ini telah memberikan banyak kenangan yang tak terlupakan, mulai dari pertunjukan musik yang indah hingga momen emosional saat kaum disabilitas tuna rungu menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.
Ini adalah benar-benar malam yang merayakan keberagaman, inklusi, dan seni Indonesia yang luar biasa.
Saya, bersama dengan kawan-kawan komunitas saya di Rumah Akting Balikpapan, menghabiskan waktu berharga bersama-sama, berbagi cerita, dan mengabadikan momen-momen indah ini melalui foto-foto yang kami ambil.
Kami merasa bangga menjadi bagian dari acara ini yang luar biasa, dan semangat seni yang kami rasakan akan terus mendorong kami untuk terlibat dalam pengembangan perfilman dan seni di Kota Balikpapan.
Penutup
Balikpapan Film Festival tahun 2023 telah menjadi sorotan tidak hanya di kota Balikpapan tetapi juga di seluruh Indonesia. Acara ini berhasil memadukan seni, budaya, dan inklusi dalam cara yang unik dan menginspirasi.
Semua yang hadir tidak hanya menyaksikan penghargaan kepada para sineas terbaik, tetapi juga menjadi bagian dari sebuah perayaan nasionalisme dan kecintaan pada seni. Semoga festival ini akan terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menghargai dan mendukung seni dalam segala bentuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar