Jumat, 13 Oktober 2023

Rehat Cafe - Berawal dari Sejumput Nasi Campur di Warung Pengkolan Pratama Nusadua

Warung Pengkolan Pratama
Aku dan Jill di masa lalu (foto kanan), story Jill yang barusan aku repost (foto kiri).
Sumber/Desain: Pribadi

Di selatan Bali, tersembunyi di antara perbukitan dan ombak samudra yang gemuruh, terdapat sebuah kisah yang penuh nostalgia dan keajaiban. Inilah kisah tentang Warung Pengkolan Pratama, sebuah tempat yang dulu penuh kenangan dan sekarang telah berubah menjadi Rehat Cafe.

Cerita tentang persahabatan, perjalanan, dan bagaimana sebuah tempat makan yang berisikan kenangan lama dapat memberikan kami rencana untuk empat sahabat yang sudah terpisahkan gunung dan lautan kelak dapat bersua kembali di tempat yang saama.

Kisah ini dimulai saat aku dan Jill, teman kuliahku yang selalu dekat di hati, menerima kabar tak terduga tentang perubahan besar yang terjadi di Bali.

Warung Pengkolan Pratama, tempat di mana aku dahulu sering pergi sahur pada masa kuliah bersama kawan sesama muslimku, telah mengalami transformasi ajaib dan berubah menjadi Rehat Cafe.

Kebetulan aku, Jill, dan dua sahabatku yang lainnya berbeda keyakinan, Jill Protestan, sementara Novi Katholik, dan Puji Hindu, sehingga aku pergi sahur tanpa mereka, tapi Jill masih mengingat tentang aku yang selalu sahur di sana.

Kenangan yang berharga itu nyaris saja terlupakan jika bukan sahabatku, Jill yang mendadak mengingatkan karena dia kebetulan mampir ke tempat itu kemarin bersama anak baptisnya, dan aku pun merasa harus mengabadikan momen ini dalam sebuah artikel yang indah dan menginspirasi, sebelum pada akhirnya benar-benar lupa.

Warung Pengkolan Pratama, yang terletak di jalan Nusadua itu adalah suatu tempat yang sangat khas bagi kami. Saat itu, kami masih muda, penuh semangat, dan tak pernah keberatan untuk naik motor jam 3 pagi hanya untuk mencicipi nasi campur istimewa dari warung itu. Maklum, bulan puasa kami yang beragama Islam ini tak mungkin makan siang di sana.

Saat itu kami berkendara melewati kuburan yang misterius, melalui turunan dan belokan yang tak terhitung jumlahnya, semua itu adalah bagian dari petualangan kami untuk mencapai Warung Pengkolan Pratama. Pada dini hari yang masih gelap, kami akan tiba di sana, selalu disambut oleh senyuman hangat pemilik warung dan aroma wangi nasi campur yang memikat.

Ketika kami sampai, di sana sudah dipenuhi oleh kawan-kawan muslim lainnya, sesama kawan perantauan yang sama-sama berkuliah juga di kampus bukit Kampial - Nusadua, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata.

Namun, saat Jill memberi tahuku bahwa tempat itu kini menjadi Rehat Cafe, aku merasa seperti sedang bermimpi. Walau aku lupa bertanya apakah masih dengan pemilik yang sama ataukah telah berubah kepemilikan alias ganti bendera, yang jelas warung sederhana yang penuh kenangan itu telah bertransformasi menjadi sebuah kafe yang sangat keren, siap untuk memanjakan pengunjungnya dengan pengalaman yang tak terlupakan.

Momen ini mengingatkan kami pada masa lalu yang penuh tawa, cerita, dan persahabatan yang tak tergantikan.

Rehat Cafe Pratama
Rehat Cafe.
Sumber Foto: Facebook Rehat Cafe
Desain Gambar: Pribadi

Rehat Cafe terletak di Pratama - Nusadua, salah satu lokasi yang cukup indah di Bali. Dimana dahulu daerah itu ada sebagian area yang masih murni tanah kosong, sementara aku dan kekasihku di masa lalu yang asli orang Nusadua (mantan) pernah menyusuri daratannya menuju sebuah bendungan laut untuk memancing.

Sepanjang jalan Pratama itu tak begitu jauh dari laut, bahkan melalui jalan itu pun ada tembusan menuju ke kawasan hotel bintang 5 nan elite yang berada di Kawasan BTDC.

Jill menggambarkan melalui postingannya yang kebetulan ditag ke aku tentang kafe ini yang memiliki dekorasi cantik dan atmosfer yang tenang, dimana kafe ini menawarkan pengalaman yang jauh berbeda dari warung sederhana yang dulu pernah ada.

Bangunan kayu yang indah, kursi-kursi yang nyaman, dan latar belakang alam yang menakjubkan menciptakan perpaduan yang sempurna antara tradisional dan modern. Ini adalah tempat yang cocok untuk bersantai, berbicara, atau bahkan bekerja sambil menikmati keindahan Pulau Dewata.

Aku bisa membayangkan ketika kita memasuki Rehat Cafe, aroma kopi segar pasti akan segera menyambut. Kafe ini terkenal dengan varian minumannya baik coffee maupun non coffee, latte ataupun non latte, soda maupun non soda. Aku tentunya akan memesan sepotong kue keju yang lezat seperti Mini Lemon Cheesecake, my favorite dessert, dan secangkir coffee mocktail, the unique beverage yang mana dimiliki oleh kafe ini.

Saat kue meleleh di mulutku dan kopi meluncur perlahan melalui tenggorokanku, pastinya itu bukan soal taste di lidah saja, melainkan aku kan seperti seseorang yang sedang merayakan kembali kenangan-kenangan indah masa lalu.

Meski kenanganWarung Pengkolan Pratama yang dahulu terkenal dengan nasi campurnya yang luar biasa, dimana kami tidak akan pernah bisa melupakan rasa bumbu yang lezat dan beragam hidangan di atas nasi itu, tak akan kembali, tapi ketika kami melihat suasana sekitar Rehat Cafe, pasti kami tetap akan merasa seperti kembali ke masa-masa indah tersebut. Apalagi konon katanya makanan di sana tak hanya lezat, tetapi juga disajikan dengan presentasi yang indah.

Begitulah, Rehat Cafe tidak hanya tentang makanan dan minuman yang luar biasa. Ini adalah tentang menciptakan momen-momen baru yang tak terlupakan. Saat kami duduk di teras kafe, melihat matahari terbenam di cakrawala Bali yang memukau, kami merasa begitu bersyukur atas persahabatan kami dan semua petualangan yang kami lalui bersama.

Ketika malam tiba, kafe ini berubah menjadi tempat yang sangat romantis. Lampu-lampu gemerlap, musik yang lembut, dan bintang-bintang di langit Bali menciptakan atmosfer yang sempurna untuk berbagi momen indah dengan orang yang Anda cintai. Itulah yang membuat Rehat Cafe sangat spesial - kemampuannya untuk menghadirkan kebahagiaan dan nostalgia dalam satu tempat.

Seiring malam berjalan, kami berjanji untuk kembali ke Bali suatu hari nanti dan mengunjungi Rehat Cafe bersama-sama, seperti yang kami lakukan saat kami masih berstatus sebagaai mahasiswa. Itu adalah janji yang tidak hanya melibatkan makanan lezat dan kopi yang harum, tetapi juga menghidupkan kembali kenangan yang tak ternilai harganya.

Rehat Cafe adalah contoh yang indah tentang bagaimana suatu tempat bisa berubah dan berkembang seiring waktu, tetapi kenangan dan persahabatan tetap abadi. Kami telah melihat bagaimana sebuah warung makan nasi campur sederhana dari masa kuliah kami berubah menjadi sebuah destinasi keren yang akan kami kunjungi lagi dan lagi.

Ini adalah cerita tentang perjalanan, pertemanan, dan kebahagiaan yang tak terduga yang bisa ditemukan di tempat-tempat yang penuh kenangan.

Jadi, jika kita merindukan kenangan masa lalu, atau jika kita mencari tempat yang indah untuk bersantai, berkumpul, atau sekadar menikmati hidangan lezat, Rehat Cafe di Pratama, Nusadua, adalah tempat yang harus kita kunjungi.

Kenangan indah di masa lalu mungkin tak dapat terulang lagi, namun kita masih bisa menciptakan kenangan yang baru di tempat yang sama.

Sebelum benar-benar meluncur ke sana, siap-siap mencari referensi perjalanan dulu dari travel blogger andalan, apalagi soal Hotel, Resto Reviewer, tentunya recommended banget.

1 komentar:

  1. Menulis tentang kenangan seringkali "mengajak" hati untuk kembali tersentuh ya Mbak. Kata dan kalimatnya mengalir dengan diksi yang indah. Saya suka membaca tulisan ini. Khususnya cerita tentang rangkaian persahabatan yang terus terjalin dari masa ke masa, di tempat yang memorable meski sudah berganti nama. Terimakasih sudah menuliskannya dengan begitu elok. Mengingatkan kembali akan persahabatan yang juga saya miliki dan tetap terjalin hingga saat ini.

    BalasHapus