![]() |
Sumber Foto: Pribadi |
Kemunculan seorang 'wanita seksi tahun 2021' bernama Lisa Mariana yang disebut-sebut sebagai ani-aninya seorang public figure yang pernah menjabat sebagai walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, yaitu Bapak Ridwan Kamil, mengingatkanku akan seorang wanita juga yang mengaku sebagai selingkuhan 'suamiku' dulu (sekarang sudah mantan).
Bedanya, Lisa Mariana tidak menyerang Ibu Athalia, istri dari Ridwan Kamil, dia hanya sibuk menyerang 'si bapak', sementara pelacurnya mantan suamiku dulu, terang-terangan langsung menyerangku melalui whatsap maupun facebook.
Kisah 6 Tahun Lalu
Kala itu anak sulungku harus dirawat di rumah sakit karena radang tenggorokan, sementara anak bungsuku masih berusia 10 bulan, sehingga aku dan si bungsu harus ikut menginap di dalam kamar perawatan untuk menemani si sulung.
![]() |
Sumber Gambar: Pribadi |
Baru malam pertama di rumah sakit, aku sudah dibuat terjaga oleh whatsap dari seseorang, dan melalui isi dari ketikannya pun aku sudah bisa langsung menebak kalau dia adalah seorang wanita.
"Tolong bilang sama suami Mbak untuk mengembalikan barang-barangku yang ketinggalan di ruko."
Tidak mau ke-trigger, aku tetap menanggapinya dengan tenang, sambil menyuruh dia mengirimkan sendiri pesan singkat ke 'suamiku itu'.
Dia pun beralasan kalau nomornya sudah di-block-lah, kalau si laki ini nggak pernah angkat telponnya-lah, dan sebagainya.
Dalihnya itu membuatnya terus menerus mengirimkan chat ke aku.
Dia tetap memintaku untuk menyampaikan pesan itu ke 'suamiku', membuat aku dengan mudahnya menebak kalau si wanita ingin kasih tahu ke 'suamiku' bahwa aku sudah tahu tentang hubungan mereka.
Dia bilang kalau dia cuma ingin 'suamiku' mengirimkan barang-barangnya yang masih tertinggal di ruko.
Mengapa aku harus tahu soal kehadirannya? Tak ada lain motifnya kalau soal ini. Pastilah tentang uang dan uang. Bukankah itu memang tujuannya ketika menjual 'tempe'? Sehingga jalan satu-satu yang bisa dia lakukan adalah mengancam untuk membuka aib mereka ketika transferan sudah dihentikan.
Kalau si laki berhasil ngeles di depanku, si perekpuan pun akan meralat pengakuannya dan transferan kembali lancar.
Aku segera mencari tahu tentang wanita itu melalu nomor HPnya dan aku langsung menemukan dia. Ternyata wanita itu sudah lama mengamatiku melalui akun facebook-ku. Dia add request friend dan aku accept tanpa curiga sama sekali.
Dulu aku memang tidak begitu waspada terhadap permintaan pertemanan dari sesama wanita. Sebaliknya aku akan filter keras permintaan pertemanan dari laki-laki. Ternyata permintaan pertemanan dari sesama wanita jauh lebih berbahaya, Guys! Karena wanita lebih pandai menjelma menjadi ular daripada lelaki.
Dia adalah janda dua anak, asal Tegal, dimana dua anaknya berasal dari dua lelaki yang berbeda.
Akhirnya, karena si perekpuan ini kesal akibat terlalu aku ulur dan juga tak mau sama sekali menjalankan permintaannya, maka dia pun langsung terus terang mengatakan tentang dirinya itu.
"Asal Mbak tahu ya ... aku adalah selingkuhan suamimu dari tahun 2016 sampai 2019. Aku pulang ke Jawa Bulan Februari, tapi barang-barangku masih ketinggalan di ruko, belum dikirim-kirim sama dia."
Membaca itu (Bulan April 2019), aku cuma tertawa kecil, sendiri, di tengah malam, karena kedua anakku sudah terlelap, si sulung di ranjang perawatan rumah sakit, sementara si bungsu di lantai, tepat di sebelahku, beralaskan tikar dan tertutup oleh selimut.
Sudah kuduga, pikirku.
Rasa sakit ada, tapi bukan karena cemburu, melainkan karena merasa waktuku banyak terbuang percuma bersamanya.
Hubungan kami memang sudah lama hambar. Dia jarang pulang untuk tidur di rumah, sehingga aku juga menanggapinya dengan dingin.
Hanya saja aku tetap melayaninya di ranjang karena aku merasa rugi saja kalau aku pun sudah tak cinta namun rela terikat, sementara dia masih liar di luar sana, jadi sebisa mungkin aku mencegah dia 'jajan' di luar untuk sebuah alasan yaitu aku tidak melayaninya di rumah.
Aku tetap memutuskan untuk tidak ter-trigger dengan isi chatnya tersebut, masih menanggapinya dengan tenang, bahkan sengaja aku mempermainkannya sehingga dialah yang ke-trigger dengan sikapku.
Merasa aku tertawakan di balik chat, dia pun chat seolah menertawakanku balik yang tidak bisa bawa mobil sendiri, bisanya cuma menyusahkan 'suamiku' buat antar jemput aku, bahkan menertawakan 'suamiku itu' yang diketahuinya seringkali lelet atau telat mengantar-jemputku.
Percuma 'suamiku' kasih mobil untuk aku bawa tapi mobilnya diam di carport saja, sementara aku tetap ngandalin gojek dan sebagainya.
Aku memang pernah curiga 'suamiku itu' punya wanita lain ketika dia membawaku ke ruko dan semua foto studioku yang aku tempel di lemari ruko lenyap tak berbekas satu pun.
Saat itu 'suamiku' berkelit, tergagap, mengatakan bahwa waktu dia meminta tolong karyawannya memindahkan lemari, foto-foto itu sempat jatuh ke lantai dan dia segera meletakkannya di atas lemari, namun dia nggak tahu keselip dimana lagi.
Salahku juga tidak pernah sidak mendadak ke ruko. Aku hanya pergi ke ruko ketika dia menjemputku, karena aku tidak bisa mengendarai mobil sendiri, sementara untuk mengendarai motor ke kota pun aku sudah mulai takut, karena sejak menikah dengan dia, aku tidak pernah bawa motor sendiri lagi.
Pengalaman itu akhirnya membuatku ke-trigger juga. Aku yang pada dasarnya penakut, tidak percaya diri, menjadi lebih percaya diri.
Dalam pikiranku saat itu, "Dasar aku. Seorang Wanita Tuna Susila saja bisa begitu PDnya di hadapanku yang notabene dipinang dengan mahar dan panaik di hadapan Allah (istri sah)."
Sebagian lelaki memang terkadang egois. Dia hanya ingin memiliki satu istri, tapi dengan banyak dayang dari rumah bordir sebagai pemuas nafsunya yang lain.
Setelah malam itu, aku memang langsung menggugat cerai 'suamiku' (sekarang mantan suami) dan talak jatuh setelah 3 bulan sidang, tapi motivasi untuk menjadi independent sudah tertanam dalam diriku.
Lisa Mariana dan Ridwan Kamil
Entah apa yang pernah terjadi sesungguhnya antara Lisa Mariana dan Bapak Ridwan Kamil, tak ada yang tahu pasti, tapi yang perlu setiap orang tanamkan dalam diri adalah tak akan ada asap kalau tak ada api. Jangan menyulut api jika tidak ingin terganggu dengan asapnya.
![]() |
Sumber Gambar: Ist |
Keluarga adem ayem Ridwan Kamil dan Athalia digoncang oleh badai kencang ketika seorang Lisa Mariana muncul bersama dengan anak perempuannya yang sudah berusia 3 tahun dan diakuinya sebagai benih dari seorang Ridwan Kamil.
Berdasarkan pengakuannya, dia dan 'si bapak' pernah menginap selama 3 hari di sebuah hotel Palembang, dengan kondisi habis menstruasi dan tanpa menggunakan pengaman, sehingga terjadi pembuahan dan dia pun hamil.
Tapi isu yang beredar juga adalah dia sudah hamil sebelum berjumpa dengan si bapak untuk pertama kalinya.
Banyak yang mengabarkan di kolom komentar postingan yang terkait soal itu bahwa Lisa memang spesialis penjaja 'tempe', sehingga hubungan dia dan si bapak hanyalah sebuah transaksi sehingga hamil atau tidak adalah resiko yang harus ditanggungnya sendiri.
Setiap orang tahu bahwa yang diminta oleh Lisa bukan sekedar pengakuan, melainkan uang. Dia rela membongkar aib demi cuan, dan kasus serupa bukan hanya terjadi satu kali ini saja, lalu mengapa masih ada saja keledai yang ikut jatuh di lubang yang sama?
Jadikan Motivasi Saja!
Aku yang penakut ini selalu maju mundur untuk latihan menyetir mobil karena aku selalu menganggap bahwa aku tidak akan bisa, lagian gojek dan grab menjamur gini, sampai akhirnya aku mulai berpikir, "Aku naik ojek, eh si perekpuan bisa jadi PD banget kemana-mana bawa mobil sendiri, padahal bukan mobilnya."
Bisa-bisa dulu 'suamiku itu' juga meremehkan aku di depan perekpuannya itu karena aku yang tidak mandiri, tidak bisa bawa kendaraan sendiri, selalu merepotkan dia, kemandirian dalam hal financial maupun non financial sangat bergantung pada dia.
Begitu pikiranku saat itu. Overthinking tapi menjadi sebuah trigger lah yawww!!!
Aku menggugat cerai tanpa menuntut apapun, kecuali hak asuh anak. Bahkan saat menggugat hak asuh anak, aku tidak menuntut nafkah anak sama sekali meski butuh. Aku serahkan semuanya sama Allah, biar Allah yang menuntutnya kelak di akhirat, yang penting ada harkat dan martabat diri yang aku pertahankan di dunia ini.
Kemudian secara bertahap aku pun kini bisa kemana-mana sendiri atau memimpin anak-anak dan ponakkan-ponakkanku tanpa tergantung pada aplikasi ojek online.
Anak bungsuku bisa pindah ke sekolah bagus yang cukup jauh dari rumah karena aku bisa mengantar jemputnya sendiri menggunakan kendaraan roda 4, sehingga mobil juga tidak sekedar dipajang di carport rumah, melainkan juga bermanfaat untukku dan anak-anak.
Suami yang sudah tidak aku inginkan justru membawa perubahan besar dalam hidupku melalui perekpuannya.
Lalu bagaimana dengan Bapak Ridwan Kamil, Ibu Athalia, dan Lisa Mariana?
Semoga masalah keluarga Bapak Ridwan Kamil dan Ibu Athalia bisa segera diselesaikan.
Si Bapak bisa lebih jujur dan terbuka kepada publik, begitupun dengan ibu, kalau memang pernah terjadi affair maka akuilah. Berikan tes DNA yang diminta oleh Lisa, apalagi jika memang yakin bahwa anak itu bukanlah benih dari 'si bapak'.
Setelah semuanya terbuka dengan jelas, meminta maaflah secara terbuka kepada Ibu Athalia, puterinya dan masyarakat, kemudian menunjukkan perubahan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Bapak Ridwan Kamil adalah seorang public figure, perubahan apapun dari bapak disaksikan langsung oleh seluruh dunia.
Semoga hati Ibu Athalia kepada bapak belum mati sehingga masih bisa menerima perubahan bapak ke depannya. Kalaupun ternyata Ibu Athalia memutuskan untuk melepaskan beban itu, jangan menyerah dan tetap menunjukkan progress baik ke depannya.
Buat semua lelaki di dunia ini, jangan menyebar benih sembarang tempat kalau tidak ingin disuruh memanen hasilnya.
Buat seluruh istri di dunia ini, jadilah wanita independent agar dapat memberikan kesan bahwa 'lu tidak butuh siapapun di dunia ini' sehingga tidak ada satupun orang yang berani memandang enteng.