![]() |
Sumber Foto: Made by Canva. |
Ada satu cerita tentang perselingkuhan yang membuatku tiba-tiba tertarik untuk membahas mengenai suatu kelainan psikologis juga.
Sebelumnya semoga tidak ada yang tersinggung, karena aku hanya sekedar berbagi tentang apa yang ingin aku ketahui, apa yang sedang aku cari tahu, bahkan apa yang baru saja aku ketahui.
Sesungguhnya, salah satu kenalanku-lah yang memicu rasa penasaran dari dalam diriku ini. Dia seorang lelaki yang ketika itu sudah memiliki istri dan anak, namun di belakang sang istri, ternyata dia bermain gila dengan dua orang perempuan sekaligus. Yang pertama, wanita asal Tegal (selanjutnya aku panggil T), dengan status janda beranak dua. Sementara, yang satunya lagi adalah janda beranak satu asal Manado (kemudian akan aku sebut sebagai M).
Ketika awal pria itu menikah dengan sang istri, dan istrinya berencana pergi keluar kota dengan mengajaknya, ia menolak, memilih untuk tetap tinggal dengan alasan bahwa ia tidak dapat mengabaikan pekerjaannya, kebetulan mereka punya usaha sendiri (warnet).
Baru sehari sang istri berada di luar kota, seorang wanita yang kemudian diketahui sebagai M, mengganggunya melalui Sosial Media. Dia mengatakan kepada sang istri bahwa dia sedang berada bersama dengan suaminya, menikmati malam berdua di kamar, seusai mereka menghabiskan waktu untuk berkaraoke ria, disertai dengan foto-foto ketika suaminya sedang bernyanyi dan ketika ia sedang meletakkan kakinya di bantal favorite sang suami yang tentu saja sangat familiar bagi sang istri.
Istri dari pria itupun murka, namun tak begitu ia tunjukkan kepada sang pelacur. Ia hanya langsung menelpon suaminya untuk meminta klarifikasi, dan saat itu suasana di belakang suaminya memang terdengar ricuh, tapi si suami menanggapinya dengan santai.
"Ooh, itu foto lama." Katanya. Kebetulan ia memang sudah pernah sengaja bercerita pada sang istri bahwa masa lalunya berantakan.
Kemudian dia berkata lagi, "Ini nah aku bersama si A.", sambil berusaha memanggil sahabat karibnya yang juga istrinya itu kenal.
Sang istri percaya 100 persen dengan kata-kata suaminya, tapi ia terus berusaha mencari tahu siapa yang berada di balik Akun Sosial Media yang mengganggunya itu.
Tak bisa dipungkiri kalau keahlian seorang wanita dalam mencari tahu tentang sesuatu hal, bisa mengalahkan seorang agen FBI sekalipun. Dia pun langsung mengetahui tentang M, yang beberapa bulan sebelum sang suaminya menikahinya, masih saling berkirim foto diri melalui e-mail. Bahkan ia menemukan Akun Sosial Media asli milik M, dan agak terkejut mendapati wanita itu meletakkan foto close up suaminya ke dalam kolase foto keluarganya.
Ketika ia bertanya pada sang suami, lagi-lagi suaminya menjawab dengan santai sekali, mengatakan bahwa ia tidak pernah mengenal dekat M, bahkan ia menunjukkan raut wajahnya yang mengkerutkan kening ketika melihat foto M seolah-olah dia memang tidak pernah kenal atau pernah kenal namun tidak terlalu akrab sehingga lupa dengan wajah itu.
Sebagai wanita yang jujur, istrinya tentu sangat percaya dengan suaminya, sehingga berpikir bahwa mungkin wanita itu hanya sekedar pernah bertemu dan berkumpul dengan suaminya pada masa sebelum mereka menikah, kemudian merasa ngefans, lalu halu dan menjadikan suaminya sebagai bagian dari keluarga.
Mana ada sih orang yang bisa berbohong sedemikian perfect-nya? Pikir sang istri.
Sampai suatu ketika, sang istri membantu suaminya untuk menjadi operator warnet, ketika sang operator ijin karena sakit. Betapa terkejutnya ia melihat hasil scan KTP bernama lengkap si M tersebut, ada di salah satu folder komputer sang operator.
Lagi-lagi sang istri langsung mengkonfirmasi kepada sang suami, dan si suami juga menjawab dengan sangat santai. Ia mengatakan bahwa mungkin saja wanita itu pernah datang untuk melakukan scan KTP atau mungkin saja ia salah satu teman dari W (nama operator warnetnya yang sedang ijin itu dan kebetulan memang sesama Orang Manado).
Tanpa curiga lebih jauh lagi, sang istri pun mengiyakan, karena alasannya yang cukup masuk akal, meski sedikit banyak tetap merasa tidak nyaman di hati.
Itu semua terjadi jauh sebelum anak mereka lahir, karena setahun pernikahan barulah sang istri hamil.
Setelah anak pertama mereka lahir, ia hampir tak pernah mendengar tentang M lagi, meski masalah selalu datang dalam rumah tangganya.
Sebagai seorang ibu, sang istri sibuk mengurusi anaknya di rumah, sementara sang suami tinggal di ruko, tak pernah tidur di rumah kecuali dengan paksaan dari sang istri. Alasannya selalu karena hanya membuang waktu jika bolak-balik ruko yang jaraknya hanya sekitar 10 menit waktu tempuh dengan kendaraan.
Hal-hal tersebut pula yang selalu memicu pertengkaran dalam rumah tangga mereka.
Sang istri jadi terbiasa melakukan segala hal di rumah seorang diri, mulai dari merawat anaknya sejak bekas caesar masih basah, sampai mengangkat galon, memasang box bayi, memindahkan box bayi turun naik tangga, dan sebagainya.
Sampai suatu saat ketika 4 tahun setelah anak pertama mereka lahir dan anak kedua pun lahir, menjelang akhir tahun 2018 (kalau tidak salah ingat dengan cerita ini), mendadak si M pun melakukan following Akun Instagram sang istri, kemudian selang sehari atau dua hari setelahnya, ia kembali melakukan unfollow.
Tanpa curiga sedikitpun, sang istri hanya berkomentar singkat dan sinis, "Ngapain sih nih orang?! Ngarep difollback, ih males banget."
Bahkan sang istri mengucapkan kekesalannya itu sengaja di hadapan sang suami, dan kembali lagi suaminya itu memperlihatkan sikap santuy, "Nggak usah diurusin orang kayak gitu."
Pada saat anak bungsu mereka berusia 10 bulan, anak sulung mereka jatuh sakit dan terpaksa harus diopname. Wajahnya sangat pucat, ia memang agak susah makan akhir-akhir itu, dan ternyata dinyatakan radang tenggorokkan oleh dokter yang memeriksa sehingga terpaksa harus rawat inap agar asupan nutrisi tetap masuk ke dalam tubuhnya yang lemah.
Malam itu sang istri sedang terjaga karena menunggui botol infus anaknya yang akan segera habis, sehingga setelah menidurkan anak bungsunya di lantai dan ia mengisi waktu dengan bermain internet agar kantuk tidak mendera, tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk.
Pesan singkat yang hanya meminta sang istri menyampaikan pada suaminya mengenai permohonan untuk mengirimkan barang-barangnya yang tertinggal di ruko, tempat suaminya tinggal.
Seperti biasa, sang istri tak pernah mau membuat orang di luar sana langsung bergembira karena keinginannya tercapai dengan mulus, sehingga ia menolak dan meminta orang tersebut menyampaikan sendiri.
Tetapi orang itu tetap bersikukuh mendesak sang istri untuk mengabulkan permintaannya dengan alasan sang suami sudah memblokir nomornya.
Pada akhirnya, karena merasa kesal seolah dianggap remeh oleh sang istri, ia keceplosan mengatakan bahwa dirinya adalah kekasih dari si suami sejak 3 tahun yang lalu, dan ia baru saja dipulangkan ke kampung halamannya karena hubungan mereka telah berakhir, sementara masih ada beberapa barangnya yang tertinggal di ruko.
Sang istri sangat terkejut, tetapi ia sudah lama merasa sangat lelah dengan pernikahannya, sehingga ia harus tetap waras dalam menghadapi wanita itu agar ia bisa mendapatkan pengakuan yang lainnya.
Insting pelacak seorang wanita bekerja dengan baik lagi pada diri si istri, sehingga dalam waktu singkat, malam itu juga, ia langsung mendapatkan foto diri wanita itu, dan seluruh Akun Sosial Medianya.
Dia adalah T, yang sempat aku tuliskan di awal, yaitu janda beranak dua, asal Tegal. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata dia sudah lama mem-follow dan meng-add semua Akun Media Sosial istri dari pacarnya itu untuk stalking.
Ketika keesokkan harinya sang suami datang ke Rumah Sakit bersama Ibu Mertua, ia berusaha menahan dirinya, hingga tak sabar lagi untuk segera menyindir.
"Yank, kamu tahu nggak, adikku kan punya teman tuh, perempuan asal Tegal beranak 2, masa rela-rela pulang kampung hanya untuk jadi pelacur!", Kata Sang Istri dengan emosi.
Si suami masih berusaha terlihat tenang, entahlah, menurut sang istri, ia tak bisa menilai saat itu tentang ekspresi sang suami, apakah ia memang tenang ataukah mulai sedikit gugup.
![]() |
Sumber Foto: Made by Canva. |
Akhirnya Sang Istri memutuskan bercerai, tanpa konfirmasi kepada suaminya, ia langsung melayangkan gugatan saja ke pengadilan agama, direstui oleh kedua orang tuanya yang selama ini mengetahui kalau anak perempuan satu-satunya itu tidak pernah bahagia dalam pernikahan, tidak pernah dibahagiakan dalam pernikahan, yang ada hanya resah dan gelisah.
Selang 3 bulan, talak pun jatuh, hakim telah mengetuk palunya sebagai tanda telah turunnya putusan.
Sampai akhir, sang suami tak pernah mengaku berselingkuh, tetapi perasaan sang istri tak bisa berbohong dan semua bukti mendadak bermunculan.
Mulai dari kawan sang istri yang baru cerita bahwa ia pernah tanpa sengaja ketemu suaminya di tempat gym ketika sedang dipromosiin gadis-gadis dari ponsel orang yang melakukan janji temu dengan sang suami di sana.
Kemudian kawan sang istri lainnya yang pernah ketemu dengan sang suami ketika sedang mampir di warung sate langganan pada malam hari, bersama seorang perempuan, entah si M atau si T, yang jelas tidak seharusnya si suami bepergian berdua dengan wanita lain. Dan ketika itu sang istri mengetes kawannya itu, menanyainya tentang kendaraan yang dipakai oleh mereka, dan tersebutlah mobil sedan berwarna putih yang memang merupakan kendaraan pribadi suaminya.
Tidak bisa disalahkan jika kawan-kawan sang istri baru mengatakannya saat berjalannya proses cerai (dalam artian setelah tahu bahwa pernikahan kawannya tersebut sudah mengalami masalah), karena tentu mereka tak mau dituding sebagai perusak rumah tangga seseorang, karena mereka nggak tahu kalau rumah tangga kawannya itu sebenarnya sudah bobrok sejak awal.
Kemudian saat masih di RS dan si T mengirimkan pesan singkat sekedar mengatakan bahwa suaminya wanita itu sudah menelponnya pada subuh hari tadi untuk mengonfirmasinya, sang istri tahu benar bahwa sang suami memang belum tidur pada jam segitu karena ia juga sempat berkirim pesan dengan sang suami pada jam yang sama.
Dan sebenarnya sang istri pernah tanpa sengaja ketemu si suami sedang hang out ke mall sambil tertawa gembira bersama dua orang kawannya yang terkenal sama nakalnya. Padahal setiap ia mengajak suaminya ke mall, sang suami menunjukkan ekspresi tak terbiasa dan tak suka. Saat itu sang istri sedang menemani anak sulungnya ke playground.
Ketika itu sang istri sempat curiga jika mereka sedang berjanji ketemuan dengan orang yang lainnya juga namun ia menolak ketika diajak ikut bersama karena sudah terbawa kesal. Sekarang barulah ia paham kalau suaminya memang penipu ulung sejak dulu dan tak pernah berubah.
Setelah jatuhnya talak, sang mantan istri memang masih mengijinkan suaminya untuk datang ke rumah untuknya menemui anak-anak. Namun sekali lagi, ingin sekali sang istri mengetahui kebenaran secara langsung dengan cara menelpon si T melalui ponsel mantan suaminya itu ketika si mantan berkunjung ke rumah.
Mantan suaminya tak bisa menolak, karena ia takut dituduh bahwa ia tak berani membuktikan diri tak bersalah. Dan benar, hanya dalam sekali dering, si T langsung mengangkat telpon dari sang mantan suami, namun segera sang mantan istri memberikannya pada si mantan, kemudian si mantan pun berakting memaki-maki T.
Saat mantan suami sedang memaki-maki si T, si istri bermaksud diam-diam mengambil ponselnya, namun lagi-lagi si mantan suami berusaha memberi tahu T bahwa ponselnya sedang dirampas si mantan istri secara tak langsung agar T melanjutkan aktingnya.
"Sebentar, ini nah aku masih bicara." Katanya, sehingga ketika mendengar suara T yang sedang akting palsu, sang mantan istri langsung mengembalikan ponsel itu lagi tanpa berbicara sepatah katapun, hanya menggelengkan kepala sambil melirik sinis penuh arti pada mantan suaminya.
Ia speechless menemui orang yang luar biasa perfect keahlian berbohongnya.
Tetapi belum selesai sampai di situ, setahun setengah setelah mereka berpisah (cerai), mendadak Akun Sosial Media M lewat di beranda Sosial Media sang mantan istri, sehingga membuatnya sedikit kepo.
Dan betapa terkejutnya ia kalau pada pertengahan tahun, tepat pada bulan kelahiran anak kedua mereka, ternyata si M berada di lantai 2 ruko warnetnya, tempat suami berada sehari-hari. Diperlihatkan oleh foto yang ia publish, foto si M sedang membuka Profile Sosial Medianya di warnet tersebut dan memberinya catatan 'My Corner'.
Ternyata dulu M melakukan Follow dan Unfollow akun sang istri hanya untuk memberi tahu mengenai kehadirannya.
M yang dia katakan hanya kenal selintas, siapa yang bakal menyangka kalau ternyata hanya selintas di ranjang 19 detik sampai 19 menit, selintas di warung makan sate malam-malam berduaan asoy, selintas di dalam mobil berduaan dengan setan sebagai orang ketiganya, selintas saat bercumbu cinta satu malam, sekalian saja selintas ditabrak truk yang melintas saat lagi berduaan!
Oh Gosh! The Perfect Liar!
Sebajingan itu ternyata, umpat sang istri kesal ketika mengetahui kenyataan yang lainnya lagi. Meski sudah setahun lebih berpisah, tetapi wajar jika ia merasa kesal karena sempat dibohongi begitu lama.
Tapi betulkah lakinya seberengsek itu, pikirku. Ataukah karena si mantan suami mengalami kelainan jiwa yaitu suka selingkuh karena baginya berbohong itu sangat mengasyikkan. Kebetulan sang mantan suami itu memang punya sedikit kelainan psikologis yaitu merasa nyaman jika menggesek-gesekkan telapak kakinya ke bantal favorite-nya, sehingga ia selalu membawa bantal itu kemanapun ia pergi. Kecuali sepanjang hari dia memakai kaos kaki dan sepatu, barulah tidak merasa gelisah.
Setelah mengetahui kisah ini, aku segera berinisiatif mencari tahu tentang perilaku menyimpang atau gangguan kepribadian yaitu ahli dalam berbohong.
Ternyata Gangguan Kepribadian ada banyak sekali macamnya, dan beberapa di antaranya memang berkaitan dengan kesukaan mereka akan berbohong. Karena sang mantan suami saat berkata bohong nyaris seperti mengatakan kebenaran, maka aku mengambil kesimpulan kalau mantan suaminya itu sudah terbiasa mengatakan kebohongan.
Yang berkaitan dengan 'pembohong' pun ada beberapa macam, antara lain:
1. Gangguan Kepribadian Anti Sosial
Kalau ini agak seram sih, karena dia memang bisa mengatakan kebohongan seolah itu sebuah kebenaran, beda tipis dengan psikopat, mereka sama-sama tidak merasa menyesal setelah melakukan sesuatu. Dan mereka merasa biasa saja kalau merampas hak , mendzalimi, dan menyengsarakan orang lain.
Sebenarnya kalau menurutku di awal sih, sang mantan suami sepertinya mengarah ke tipe ini, aku menilai berdasarkan pandangan orang awam saja ya, karena aku kan bukan psikolog atau psikiater, hanya untuk mengobati rasa penasaran saja. Karena berdasarkan cerita itu, sang suami kalau mengatakan kebohongan bisa seolah itu sebuah kebenaran.
2. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder)
Nah kalau tipe yang satu ini, berdasarkan artikel yang aku baca sih merupakan tipe moody, yaitu amarah, kesedihan dan kecemasan yang mudah berubah. Setelah mengetahui tipe ini, aku langsung mengambil kesimpulan kalau si suami sepertinya masuk gangguan kepribadian yang satu ini.
Gangguan kepribadian ini membuatnya tidak bisa berkomitmen lama dengan satu wanita, dan bisa dilihat kecemasannya berdasarkan dirinya yang tak bisa lepas dari bantal di kakinya saat ia berada lama di satu tempat tanpa alas kaki.
Karena mudah merasa cemas, dia jadi tidak nyaman bersama satu wanita, sehingga merasa perlu berganti-ganti pasangan, bahkan merasa nyaman ketika melakukan free sex, dan dia berbohong karena untuk menutupi kebenaran, bukan karena dia suka berbohong.
![]() |
Sumber Foto: Made by Canva. |
Selain 2 hal di atas ada lagi narsistik dan histrionik yang satu sama lainnya beda-beda tipis, yaitu kalau narsistik ya terlalu narsis dan terlalu mencintai diri sendiri sehingga memicu perselingkuhan juga karena tidak menghargai orang lain di sekitarnya, sedangkan histrionik itu tipikal orang yang terlalu mencemaskan penampilan dan terlalu dramatis saat berbicara bahkan suka mencari perhatian.
Kalau aku beranggapan sih sang mantan suami tidak termasuk dalam narsistik dan histrionik, melainkan antara Anti Sosial dan Ambang saja, atau malah mendapatkan persentase dari keduanya.
Biasanya kan penilaian medis seperti itu, contohnya ketika memeriksakan seseorang yang buta warna, dokter akan mengatakan sesuai kualifikasinya, misalkan menyatakan bahwa orang tersebut mengalami buta warna parsial dimana ia hanya kesulitan membedakan warna tertentu.
Nah kalau bagi gangguan kepribadian, bisa juga kali ya dinyatakan bahwa, oh dia 40% anti sosial dan 60% Ambang, hehehee. Maklum bukan psikiater, hanya untuk mengobati rasa penasaran sekaligus menambah ilmu baru.
Jika ada yang mau nambahin, silakan ya di kolom komen, barangkali di antara reader ada psikolog, psikiater, atau mahasiswa dan mahasiswi psikologi, bisa tolong dibantu analisanya yang lebih akurat.
Yang jelas, punya gangguan kepribadian atau tidak, perselingkuhan selalu membuat setiap orang yang mendengarnya menjadi sangat geram, apalagi jika perselingkuhan selama bertahun-tahun bisa ditutupi dengan kebohongan secara mulus dan sempurna.
Oh God! Astaghfirullah. Tapi sesuai janji Allah, wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik, maka lelaki yang sakit jiwa hanya untuk wanita yang sakit jiwa juga.
Buat para wanita yang pernah diselingkuhi oleh sang suami, semangat ya. Buat yang sedang mengalami gangguan kepribadian, semoga segera sembuh setelah berobat ke psikiater. Semangat!
Note: Diharapkan untuk tidak rasis ketika mengetik komentar. Kebetulan penjelasan suku di atas sekedar agar membedakan wanita yang satu dengan yang lainnya melalui inisial T dan M. Terima Kasih Readers. ❤️